• December 4, 2023

Mengapa Banyak Pesepakbola Top Tergiur Bermain di Liga Arab?

Here We Go! Jurnalis ternama asal Italia, Fabrizio Romano telah bersabda kalau Karim Benzema akan bergabung dengan salah satu klub Liga Arab Saudi, Al-Ittihad. Penyerang berdarah Aljazair itu akan menyusul mantan rekannya sewaktu di Real Madrid, yakni Cristiano Ronaldo yang sudah lebih dulu menginjakan kaki di Liga Arab Saudi, akhir tahun 2022 lalu.

Sebelum Ronaldo, beberapa klub Arab Saudi sudah lebih dulu mendatangkan pemain-pemain berlabel bintang macam Vincent Aboubakar, David Ospina, hingga Sulley Muntari. Namun, sebelum kedatangan Ronaldo, brand Liga Pro Saudi tak setenar sekarang. Lantas, mengapa sekarang banyak pemain top yang tergiur untuk bermain di Liga Arab Saudi?

Level Kompetisi

Kita tak bisa menampik kalau Liga Profesional Saudi kini berada di level teratas apabila dibandingkan dengan kompetisi lain di Asia. Menurut Footy Rankings, per Mei 2023, Liga Arab Saudi jadi liga terbaik di Asia. Mereka menempati posisi puncak dengan 93 ribu poin. Selisih 2 ribu poin dari Liga Jepang yang berada di posisi kedua.

Maka dari itu, Arab Saudi jadi opsi menarik ketika para bintang lapangan hijau mulai berniat untuk menepi dari hingar bingar sepakbola Eropa. Pesatnya perkembangan Liga Arab Saudi jadi salah satu poin yang dipertimbangkan oleh para pemain. Bahkan menurut Cristiano Ronaldo, Arab Saudi punya potensi besar untuk menyamai kualitas liga-liga top Eropa.

Seiring membaiknya kualitas liga, antusiasme masyarakat Arab Saudi terhadap sepakbola juga kian meningkat. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah penonton di kompetisi lokal jauh bertambah dari biasanya. Kabarnya, salah satu faktor meningkatnya jumlah penonton karena para warga Arab Saudi berbondong-bondong datang ke stadion untuk melihat aksi Ronaldo.

Main Lebih Sedikit

Keuntungan lain yang bisa didapat ketika bermain di Liga Arab Saudi adalah jadwal yang sedikit lebih ringan dari kompetisi-kompetisi di liga top Eropa. Pasalnya, Liga Profesional Arab Saudi hanya dihuni oleh 16 klub saja. Meskipun formatnya sama, yakni home away, pemain jadi bisa memainkan pertandingan lebih sedikit dari biasanya.

Di Liga Inggris atau Liga Spanyol, mereka memiliki 20 klub yang saling bersaing untuk jadi yang terbaik. So, ketika satu pemain terus diturunkan setiap laga, ia setidaknya akan bermain sebanyak 38 pertandingan dalam satu musim. Itu sangat jauh lebih banyak apabila dibandingkan dengan Liga Arab Saudi. Musim ini, Liga Arab Saudi hanya memainkan 30 pertandingan saja.

Meski ada kabar kalau Liga Arab Saudi akan menambah kontestan menjadi 18 tim musim depan, pemain akan tetap memainkan laga lebih sedikit dari Premier League atau La Liga. Maksimal mereka hanya akan memainkan 34 pertandingan saja setiap musimnya. Menyenangkan bukan? Pemain mendapatkan waktu lebih banyak untuk istirahat dan berkumpul dengan sanak keluarga.

Gaji Besar

Meski mainnya lebih sedikit, pemain bintang di Liga Arab Saudi akan tetap dibayar mahal. Finansial yang kuat dari beberapa klub Arab Saudi harus diakui jadi alasan utama mengapa para pemain kelas wahid melirik Liga Arab Saudi.

Beberapa klub Arab Saudi berani menjamin gaji dan bonus yang begitu tinggi untuk pemain-pemain bintangnya. Cristiano Ronaldo barangkali bisa dijadikan patokan. Dilansir Marca, pemain yang telah mengantongi lima Ballon d’Or ini mendapatkan gaji sebesar 200 juta dolar atau setara dengan Rp3 triliun per tahun. Itu belum termasuk bonus dan fasilitas bintang lima yang Al-Nassr sediakan untuk Ronaldo.

Apalagi Public Investment Fund yang juga berstatus sebagai pemilik Newcastle United itu sudah mengakuisisi 75% saham dari empat klub lokal termasuk Al-Ittihad dan Al-Hilal. Mereka dikabarkan siap menggelontorkan ratusan juta euro untuk mendanai masing-masing klub. Jadi, sudah dipastikan kehidupan para pemain yang hijrah ke Arab Saudi akan terjamin. Nggak ada tuh istilah klub telat bayar gaji pemain kaya di liga yang onoh.

Pajak pun Ringan

Pendapatan tinggi biasanya akan berimbas kepada besaran pajak yang melonjak. Namun, itu tak begitu berpengaruh di Arab Saudi. Pasalnya, negara yang berada di wilayah Asia Barat ini memiliki pajak yang cukup rendah. Pajak dari suatu negara itu sendiri jadi salah satu pertimbangan para pesepakbola dalam memilih klub baru.

Menurut HSBC, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman pernah mengatakan kalau Arab Saudi tidak memungut pajak penghasilan kepada para warganya. Namun, pemerintah Arab Saudi tetap memberlakukan pajak sebesar 15% kepada setiap orang non-Saudi yang tinggal dan mendapat penghasilan di Saudi Arabia.

Angka itu jauh lebih kecil ketimbang berlaga di Eropa. Jika bermain di kompetisi Eropa, setiap pemain bisa dikenakan pajak sekitar 40% hingga 60%. Dengan pajak yang sedikit, para seniman lapangan hijau bisa mengantongi pendapatan bersih lebih besar dari biasanya.

Kita ketahui pajak di beberapa negara sangat besar dan peraturannya rumit. Contohnya di Spanyol, beberapa bintang yang pernah merumput di La Liga sesekali bermasalah dengan sistem pajak disana. Bahkan pemain sekelas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sempat tersandung kasus penggelapan pajak ketika bermain di Spanyol.

Letak Geografis

Jika Asia sedang naik daun di mata sepakbola dunia, mengapa para pemain tersebut memilih Arab Saudi? Kenapa tidak mengikuti jejak David Villa dan Andres Iniesta saja yang bermain di Liga Jepang? Alasan geografis barangkali jadi salah satu poin pertimbangan beberapa pemain.

Tak sedikit pemain memiliki kehidupan yang telah mereka bangun di Eropa. Beberapa dari mereka bahkan masih aktif bermain untuk tim nasional. Jadi, jarak tempuh sangat dipertimbangkan. Jarak penerbangan dari Eropa ke Jepang sangat jauh apabila dibandingkan dengan jarak Arab Saudi ke Eropa. 

Sebagai contoh, jarak tempuh dari Jepang ke Portugal adalah 13.000 kilometer. Itu hampir tiga kali lipat dari jarak Arab Saudi ke Portugal yang hanya sekitar 5.000 kilometer. Jadi Arab Saudi adalah wilayah Asia yang cukup strategis bagi para pesepakbola Eropa. Mereka akan lebih mudah dan cepat apabila ingin pulang kampung bertemu keluarga atau bergabung dengan kamp latihan tim nasional.

Misi Terselubung

Semua fasilitas, kenyamanan, dan gaji yang besar tak diberikan cuma-cuma oleh Arab Saudi. Selain menuntut sebuah prestasi dan peningkatan angka penjualan merchandise, mereka punya niat terselubung di balik proyek besar-besaran untuk mendatangkan pemain-pemain bintang ke Jazirah Arab.

Arab Saudi rela menggelontorkan dana ratusan juta euro demi para pemain bintang bakal jadi alat kampanye Arab Saudi untuk memuluskan langkah mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2030. Kabarnya, Arab Saudi akan menggandeng Mesir dan Yunani untuk itu.

Rangkaian kampanye ini telah dimulai sejak Public Investment Fund (PIF) mengakuisisi Newcastle United tahun 2021. Trik ini sebelas-dua belas dengan apa yang dilakukan oleh Qatar pada PSG tahun 2011 silam. Dengan Newcastle yang akan tampil di Liga Champions musim depan, Arab Saudi akan menggunakannya sebagai media untuk melancarkan operasi Sports Washing

Selain itu, pemerintah Arab Saudi sendiri sudah menyatakan bakal memberi dukungan kepada klub lain yang ingin mendatangkan bintang besar untuk meningkatkan kualitas liga di mata dunia. Kabar PIF yang telah resmi mengakuisisi empat klub terbesar di Liga Pro Saudi, Al-Ittihad, Al-Nassr, Al-Hilal, dan Al-Ahli diperkirakan jadi langkah awal Arab Saudi untuk menguasai sepakbola dunia. 

Sumber: The Football Lovers, ESPN, NYTIMES, HSBC, VOI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *