• December 11, 2023

Jack Grealish dan Kisah Sepatu Shaolin Soccer Pembawa Keberuntungan

Image gaya hidup glamor dan gemar menenggak minuman keras sudah melekat pada diri Jack Grealish. Meski demikian, Jack Grealish tetaplah pemain penting Pep Guardiola di Manchester City dalam beberapa musim terakhir. 

Di balik kehidupannya yang tidak sehat, Grealish berdarah-darah membangun karirnya hingga mencapai titik seperti sekarang. Barangkali salah satu momen bersejarah yang mengubah karirnya adalah ketika mengantarkan Aston Villa promosi ke Liga Inggris tahun 2019 lalu.

Grealish jadi pemain paling menarik perhatian di momen tersebut. Bukan karena permainan apik atau rambutnya yang khas. Melainkan karena sepatunya yang buluk. Ia mengenakan sepatu sobek-sobek layaknya Stephen Chow di film Shaolin Soccer untuk membawa Villa kembali ke Liga Inggris. Namun, kenapa pemain sekelas Grealish memakai sepatu butut gitu ya? Ternyata ada alasan unik di balik itu.

Cedera Parah Tahun 2018

Menurut beberapa laporan, kala bermain di Aston Villa Jack Grealish mendapat gaji sekitar 40 ribu pound per pekan. Itu berarti Grealish mampu menghasilkan sekitar Rp781 juta per minggu. Ya kali dengan gaji segitu dia nggak mampu beli sepatu yang layak? Mungkin beli versi keluaran terbaru dari brand-brand ternama pun sepele baginya. Dia kan bukan anak kost yang sedang ngirit di akhir bulan.

Uang memang ada, klub pun beberapa kali menawarkan sepatu baru untuknya. Tapi sepatu Nike berwarna putih itu bukan sepatu biasa baginya. Sepatu tersebut memiliki kisah tersendiri di hati Grealish. Dan itu berawal pada musim 2018/19, ketika dirinya mengalami cedera yang cukup parah. 

Tepatnya pada Desember 2018, saat menghadapi West Bromwich Albion Grealish yang gemar memakai kaos kaki pendek, mengalami cedera di bagian tulang keringnya. Cedera tersebut jadi pukulan telak baik bagi dirinya sendiri maupun Aston Villa. 

Karena cedera tersebut datang di waktu yang kurang tepat. Grealish mengalami cedera saat timnya sedang berjuang untuk mengamankan satu tiket promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris. Villa kehilangan senjata ampuhnya dan Grealish merasa kesal karena tak bisa berbuat banyak.

Sepatu Keberuntungan

Benar saja, Villa tampil pincang tanpa Grealish. Selama kurang lebih tiga bulan lamanya, Grealish hanya bisa meratapi timnya meraih imbang dan kekalahan dari tribun penonton. Grealish baru bisa kembali bermain pada pekan ke-35 saat peringkat Aston Villa sudah melorot ke urutan sebelas klasemen sementara Divisi Championship 2018/19.

Di laga comeback-nya melawan Derby County, Grealish yang sudah gatal ingin bermain langsung mencetak gol di menit 45. Gol itu terasa istimewa karena ia baru bangkit dari cedera dan mencetak gol sebagai kapten untuk pertama kalinya. 

Tak sampai di situ, ia kembali mencetak gol di laga berikutnya melawan Birmingham. Selepas laga, ia berjalan sambil menunduk dan menyadari kalau setelah cedera, ia memakai sepatu Nike Hypervenom generasi ketiga yang baru. Akhirnya, ia meyakini sepatu itu sebagai sepatu pembawa keberuntungan karena telah mengembalikan kepercayaan dirinya.

Tiket Play Off

Usai bersugesti kalau sepatu putihnya itu sebagai pembawa keberuntungan, Jack Grealish tak pernah mau mengenakan sepatu lain. Ia hanya mau mengenakan sepatu Nike tersebut baik dalam latihan maupun saat bertanding. Entah karena memang membawa keberuntungan atau bagaimana, Grealish tampil gacor meski baru pulih dari cedera.

Gol dan assist-nya telah membantu Aston Villa meraih 10 kemenangan beruntun dan mengamankan posisi lima besar di klasemen akhir Divisi Championship. Hasil tersebut sekaligus membawa Villa tampil di play off promosi ke Premier League. Pencapaian itu semakin meyakinkan Grealish kalau sepatunya memang punya magis tersendiri.

Pada dasarnya seorang pesepakbola gemar bergonta-ganti sepatu untuk sekadar menyesuaikan warna jersey atau hanya memenuhi kemauan sponsor. Tapi tidak dengan Grealish. Keyakinan yang kian menggunung membuatnya tak mau melepas sepatunya meski kondisinya kian memprihatinkan.

Di laga semifinal play off, Grealish menghadapi West Bromwich lagi. Meski masih ada rasa trauma, percaya dirinya meningkat karena ia yakin jika mengenakan sepatu keberuntungannya itu, semua akan aman terkendali. Dan benar saja. Dalam dua leg pertemuan, Grealish menumbangkan Jay Rodriguez cs dan berhak melaju ke final untuk menghadapi Derby County.

Final

Siapapun yang menang dalam laga Play Off ini akan menyusul Norwich City dan Sheffield United yang sudah lebih dulu mengamankan jatah promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris. Karena sudah melangkah sejauh ini, tentu target Jack Grealish hanya satu. Yaitu menang. Imbang bahkan bukan sebuah opsi baginya.

Setelah menjalani pertandingan yang ketat. akhirnya Aston Villa bisa menang dengan skor 2-1 lewat dua gol yang dicetak oleh Anwar El-Ghazi. Derby County sebelumnya sempat membalas satu gol di menit 84 melalui Martyn Waghorn. Namun, semuanya terlambat, sisa waktu yang ada tak cukup untuk Derby menggandakan keunggulan.

Ketika peluit panjang dibunyikan, Stadion Wembley yang dipadati fans Aston Villa pun bergemuruh. Jack Grealish yang lagi-lagi ditunjuk sebagai kapten larut dalam kebahagiaan. Meski tak berkontribusi dalam gol yang tercipta, ia tetap senang. Akhirnya bisa menuntaskan misi sulit untuk membawa Villa kembali ke Premier League. 

Menarik Perhatian Wartawan

Seusai laga, wartawan dari Sky Sport menghampiri Jack Grealish. Nah dari situlah dunia baru sadar kalau punggawa Timnas Inggris itu selama ini mengenakan sepatu yang sama selama kurang lebih enam bulan. Kondisi terakhir, sepatu itu sudah compang-camping. Bahkan bagian upper-nya sudah mengelupas.

Saking menyedihkannya tuh sepatu, rasanya sepatu Nike Hypervenom Phantom seri ketiga berwarna putih itu lebih layak dibuang ke tong sampah saja ketimbang terus dipakai berlari selama 90 menit. Jika sepatunya bisa ngomong mungkin udah teriak minta tolong karena terus-menerus dieksploitasi.

Benarkah Membawa Keberuntungan?

Setelah wawancara itu, banyak media yang akhirnya membahas sepatu butut itu. Sayangnya, ketika memasuki pekan pertama Liga Inggris musim 2019/20, sepatu itu sudah tak terlihat lagi. Grealish memutuskan untuk mengistirahatkan sepatu yang telah menuliskan sejarah di hidupnya itu.

Menariknya, meski tanpa sepatu keberuntungan performa Grealish tetap bagus. Ia bahkan sempat mencatatkan enam gol dan 12 assist selama musim 2020/21. Secara statistik, itu jadi performa terbaiknya bersama Villa. Penampilannya di musim tersebut bahkan menarik klub sekelas Manchester City untuk merekrutnya awal musim 2021/22.

Tampil bersama City, karir Grealish makin bergelimang trofi. Sejauh ini, pemain yang pernah bermain untuk Timnas Irlandia itu telah meraih empat gelar termasuk satu gelar Liga Champions musim 2022/23 selama dua musim berseragam The Citizens. Ia juga mendapat mega kontrak dari apparel sepatu dari Jerman, Puma awal tahun 2023.

Menurut Footy Headlines, tanpa mengesampingkan kebersamaannya dengan Nike, Grealish akhirnya menerima pinangan dari Puma. Kabarnya kesepakatan Grealish dengan Puma menjadikan sang pemain sebagai pemain Inggris dengan kontrak sepatu tertinggi sepanjang masa. 

Pemain berusia 27 tahun itu diperkirakan akan menghasilkan 10 juta pound atau sekitar Rp195 miliar per musim. Itu angka yang jauh lebih tinggi dari pemegang rekor sebelumnya, Harry Kane yang hanya mendapat 4 juta pound (Rp78 miliar) per musim dari Nike. Jadi, apakah benar sepatu Shaolin Soccer-nya itu jadi jimat keberuntungan bagi Grealish? 

Sumber: Daily Mail, The Sun, Mirror, Goal, Footy Headlines

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *